REZEKI NAMPOL

Istiqomah dalam usaha, sabar dalam cobaan, tawakkal dalam penerimaan

Sepenggal Waktu Terlewat

Sepenggal Ayat
Komentar Anda

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Status Anda
    IP
Thursday, November 27, 2008
hujan & air mata...
Dahulu, begitu asri bila ku berjalan di kota ini di pagi hari. Udaranya sejuk, jauh dari polusi kendaraan yang berjubel seperti sekarang ini. Jarang sekali kulihat antrian kendaraan bermotor yang ada antrian para pesepeda entah anak sekolah , pekerja, maupun orang biasa.

Kini, mo jalan pagi pagi aj kudu pagi banget klo ga ingin aktivitas jalan pagi tercemari oleh polusi yang menyesakkan dada. Tidak lagi kudapatkan keasrian rimbun pepohonan, hanya hiruk pikuk kendaraan yang semakin menjamur dimana-mana.

Dahulu, seringkali kudapatkan indahnya nuansa pelangi di senarai hujan yang lalu. Indah, penuh pesona. Anak² kecil dengan riangnya bermain riak hujan. Para petani, begitu gembira akan masuknya musim tuk kembali bercocok tanam ini. Pohon² terasa lebih hidup dengan dedaunan yang menghijau. Asri.

Kini, ketika awan hitam pertanda hujan tiba yang ada hanya kekhawatiran yang kulihat. Akan datangkah sekedar petir menyambar atau disertai angin yang kan melululuhlantakkan setiap yang dilaluinya. Atau sebagian lagi kan merasa was² bila saja hujan kali ini kan menenggelamkan rumah bahkan lahan pertanian mereka. Atau longsor kan menimbun harta benda bahkan jiwa raga mereka. Ya kekhawatiran yang kian melanda & terkadang disertai derai air mata.

Di setiap nafas & di setiap waktu, terkadang kita menyadari akan semua ini. Mengapa semua ini bisa terjadi. Siapa yang salah & bertanggung jawab akan semua ini. Tanyakan pada nurani & diri kita masing². Tak ada gunanya kita saling menyalahkan dalam hal ini, klo toh kita tanpa disadari turut menikmati hasil² hutan yg digunduli tersebut. Entah berupa perabot maupun alat rumah tangga lainnya. Jangan tak usah kita pungkiri pula, bila kita terkadang dengan atau tanpa sengaja membuang sisa bungkus plastik atau sampah kita bukan pada tempatnya. Sadarilah walau hanya se-sederhana itu.

Kita yang menanam, kita pulalah yang kan menuai semuanya. Karena sesungguhnya Sang Pencipta tlah memberikan fasilitas gratis kepada kita tuk dimanfaatkan & dijaga kelestariannya.
Sungguh nikmat Allah mana yang Engkau dustakan?

gz (dlm senandung hujan dikala petang)

Labels: ,

posted by guzee @ 6:41 AM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
About Me

Nama: Guzee
Alamat: Yogyakarta
Tentang Saya:
Klik di sini

Previous Post
Archives
My friends
My Forum
Yahoo Messenger